from http://im.rediff.com/movies/2014/sep/17pk-poll3.jpg |
I’ve just watched PK and my first impression was “damn, it’s
so inspiring!”
PK sendiri sebenernya kepanjangan dari Peekay (bahasa India)
yang artinya mabuk.
Sinopsisnya, film ini menceritakan tentang alien yang datang
ke bumi untuk riset. Alien ini bentuknya mirip manusia (yaiyalah, yang jadi
aliennya aja Aamir Khan wkwkwk). Alien ini punya alat untuk meminta planetnya
menjemputnya pulang. Benda tersebut berbentuk kalung besar.
Eh sialnya, baru juga ketemu satu manusia di bumi, kalungnya
malah dicuri oleh manusia pertama yang ia lihat. Alien ini berusaha buat
mencari kalungnya agar bisa pulang ke rumah. Dalam usaha pencariannya, Alien
ini perlu mempelajari bahasa dan perilaku manusia. Ia bertanya pada polisi dan
orang-orang yang ia temui mengenai keberadaan kalungnya, namun jawaban semua
orang sama, “Mana aku tahu, tanya aja sama Tuhan, dasar Peekay (mabuk).”
from http://data1.ibtimes.co.in/en/full/547512/makign-char-kadam-pk.jpg |
Ternyata eh ternyata, si alien ini beneran takes that words
literally. Dia sangka namanya beneran PK, dan dia cari Tuhan buat nanya
keberadaan kalungnya. DIa coba beli patung terus disembah, coba segala agama
yang ada, but hasilnya nihil. Nah sembari si PK ini mencari Tuhan untuk
menanyakan kalungnya, dia mempertanyakan prinsip2 dalam agama yang bener2 menggelitik
hati dan pikiran orang-orang, termasuk gue. Mau tau cerita lengkapnya? Ya
tonton sendiri lah ya. hahaha :P
Hal yang gue lihat dari sosok PK adalah sosok yang seriously
and literally and purely cari Tuhan. Bener2 kocak saat dia udah ngasih sesajen
mahal2 di kuil, eh ternyata ga dapet kalungnya, terus dia protes “Tuhan, kan
aku udah kasih bayarannya, kok ga dapet barangnya?”. Eh terus dia lapor polisi,
bilang kalo ada orang yang udah dibayar tapi ga ngelakuin kewajibannya, dan dia
kasih foto dewanya ke polisi. Langsung lah ditempeleng. Hahaha
Ketika PK sudah benar2 melakukan semua ritual agama yang dia
tahu, dia mulai mempertanyakan, mengapa Tuhan ga dengar panggilannya dan semua
ritual2 yang dijalani. Gue sangat terkesan waktu dia protes sama Mr. Tapaswi
saat Mr. Tapaswi lagi ceramah. Jadi ceritanya, si Mr Tapaswi ini tuh pemuka
agama gt yang punya banyak follower. Saat itu, seorang kakek bertanya pada Mr.
Tapaswi, bagaimana caranya agar istrinya bisa sembuh (istrinya udah ke dokter
terus dokter udah angkat tangan). Taunya, Mr Tapaswi minta kakek pergi ke
himalaya 4000 km nun jauh di sana buat beribadah pada Tuhan.
PK pake helm kuning. Katanya, warna kuning bikin gampang narik perhatian. Jadi PK pake warna kuning buat narik pehatian Tuhan :P |
Langsung lah disemprot sama PK. Dia langsung tanya, “Kita
semua anak2 Tuhan bukan? Kalau anakmu sakit, kamu langsung sembuhin, atau suruh
anakmu pergi ke rumah lain yang jauhnya 4000km di sana?”. Ritual2 keagamaan
yang nonsense spt itu PK sebut dengan “Wrong number”, karena dia anggep bahwa
pemuka2 agama yang ‘sesat’ itu ga terhubung ke ‘nomer’ Tuhan yang benar.
Dan adegan yang paling gue suka, orang-orang jadi pada
mengevaluasi ritual2 yang suka mereka jalani. Contohnya, ada bapak2 yang protes
karena dia disuruh masuk Kristen biar ga masuk neraka. Lantas dia bilang. lah
kalo Tuhan mau saya jadi orang Kristen, saya pasti sudah dilahirkan di keluarga
Kristen. Dan banyak lagi pemikiran2 kritis orang2 mengenai ritual agamanya.
Selama di dunia, PK pakai baju yang dia curi dari "Dancing Car'" kita sih biasanya nyebutnya "mobil goyang". wkwkwkw |
So I think, I’ve learned a lot through these films,
especially about the true faith. That faith is not only about religion and its rituals,
that we don’t need to protect God (well, since we are much much smaller than
Him), that who are we to judge people with different religions.
PK ended his arguments with Mr Tapaswi in a very impressive
quote “There are two gods in this world.
One is who creates us all, the other one is the one who create by people. We
know nothing about the God who creates us all. But the god created by people
like you (Mr. Tapaswi), is exactly like you. Liar, pretend to act, giving false
promises.”
So, back to myself, apakah gue udah menyembah ke Tuhan yang
benar? Atau jangan-jangan, gue masih terus menghubungi ‘wrong number’, the god
which created by myself? Apakah gue masih senewen terus sok2 ngebelain Tuhan
waktu Tuhan dihina? Atau gue masih ngejudge orang yang menganut agama lain?
“My right number is very simple. The God who creates us all, put faith
in Him. And the god people like you created, destroy it.” –PK