Minggu, 01 Februari 2015

PK - Ngakak sambil Mikir

from http://im.rediff.com/movies/2014/sep/17pk-poll3.jpg

I’ve just watched PK and my first impression was “damn, it’s so inspiring!”
PK sendiri sebenernya kepanjangan dari Peekay (bahasa India) yang artinya mabuk.
Sinopsisnya, film ini menceritakan tentang alien yang datang ke bumi untuk riset. Alien ini bentuknya mirip manusia (yaiyalah, yang jadi aliennya aja Aamir Khan wkwkwk). Alien ini punya alat untuk meminta planetnya menjemputnya pulang. Benda tersebut berbentuk kalung besar.

Eh sialnya, baru juga ketemu satu manusia di bumi, kalungnya malah dicuri oleh manusia pertama yang ia lihat. Alien ini berusaha buat mencari kalungnya agar bisa pulang ke rumah. Dalam usaha pencariannya, Alien ini perlu mempelajari bahasa dan perilaku manusia. Ia bertanya pada polisi dan orang-orang yang ia temui mengenai keberadaan kalungnya, namun jawaban semua orang sama, “Mana aku tahu, tanya aja sama Tuhan, dasar Peekay (mabuk).”

from http://data1.ibtimes.co.in/en/full/547512/makign-char-kadam-pk.jpg
Ternyata eh ternyata, si alien ini beneran takes that words literally. Dia sangka namanya beneran PK, dan dia cari Tuhan buat nanya keberadaan kalungnya. DIa coba beli patung terus disembah, coba segala agama yang ada, but hasilnya nihil. Nah sembari si PK ini mencari Tuhan untuk menanyakan kalungnya, dia mempertanyakan prinsip2 dalam agama yang bener2 menggelitik hati dan pikiran orang-orang, termasuk gue. Mau tau cerita lengkapnya? Ya tonton sendiri lah ya. hahaha :P

Hal yang gue lihat dari sosok PK adalah sosok yang seriously and literally and purely cari Tuhan. Bener2 kocak saat dia udah ngasih sesajen mahal2 di kuil, eh ternyata ga dapet kalungnya, terus dia protes “Tuhan, kan aku udah kasih bayarannya, kok ga dapet barangnya?”. Eh terus dia lapor polisi, bilang kalo ada orang yang udah dibayar tapi ga ngelakuin kewajibannya, dan dia kasih foto dewanya ke polisi. Langsung lah ditempeleng. Hahaha

Ketika PK sudah benar2 melakukan semua ritual agama yang dia tahu, dia mulai mempertanyakan, mengapa Tuhan ga dengar panggilannya dan semua ritual2 yang dijalani. Gue sangat terkesan waktu dia protes sama Mr. Tapaswi saat Mr. Tapaswi lagi ceramah. Jadi ceritanya, si Mr Tapaswi ini tuh pemuka agama gt yang punya banyak follower. Saat itu, seorang kakek bertanya pada Mr. Tapaswi, bagaimana caranya agar istrinya bisa sembuh (istrinya udah ke dokter terus dokter udah angkat tangan). Taunya, Mr Tapaswi minta kakek pergi ke himalaya 4000 km nun jauh di sana buat beribadah pada Tuhan.

PK pake helm kuning. Katanya, warna kuning bikin gampang narik perhatian.
Jadi PK pake warna kuning buat narik pehatian Tuhan :P
Langsung lah disemprot sama PK. Dia langsung tanya, “Kita semua anak2 Tuhan bukan? Kalau anakmu sakit, kamu langsung sembuhin, atau suruh anakmu pergi ke rumah lain yang jauhnya 4000km di sana?”. Ritual2 keagamaan yang nonsense spt itu PK sebut dengan “Wrong number”, karena dia anggep bahwa pemuka2 agama yang ‘sesat’ itu ga terhubung ke ‘nomer’ Tuhan yang benar.

Dan adegan yang paling gue suka, orang-orang jadi pada mengevaluasi ritual2 yang suka mereka jalani. Contohnya, ada bapak2 yang protes karena dia disuruh masuk Kristen biar ga masuk neraka. Lantas dia bilang. lah kalo Tuhan mau saya jadi orang Kristen, saya pasti sudah dilahirkan di keluarga Kristen. Dan banyak lagi pemikiran2 kritis orang2 mengenai ritual agamanya.

Selama di dunia, PK pakai baju yang dia curi dari "Dancing Car'"
kita sih biasanya nyebutnya "mobil goyang". wkwkwkw
So I think, I’ve learned a lot through these films, especially about the true faith. That faith is not only about religion and its rituals, that we don’t need to protect God (well, since we are much much smaller than Him), that who are we to judge people with different religions.

PK ended his arguments with Mr Tapaswi in a very impressive quote “There are two gods in this world. One is who creates us all, the other one is the one who create by people. We know nothing about the God who creates us all. But the god created by people like you (Mr. Tapaswi), is exactly like you. Liar, pretend to act, giving false promises.”

So, back to myself, apakah gue udah menyembah ke Tuhan yang benar? Atau jangan-jangan, gue masih terus menghubungi ‘wrong number’, the god which created by myself? Apakah gue masih senewen terus sok2 ngebelain Tuhan waktu Tuhan dihina? Atau gue masih ngejudge orang yang menganut agama lain?

My right number is very simple. The God who creates us all, put faith in Him. And the god people like you created, destroy it.” –PK