Refleksi ini adalah tugas untuk mata kuliah Logika dan Penulisan Ilmiah semester 1.
Selamat membaca dan ditunggu masukannya :D
Bayangkan saat pertama kali pasangan anda harus pergi jauh dalam waktu yang cukup lama. Mungkin pasangan anda harus kerja atau kuliah di pulau atau negara lain. Apa yang akan anda rasakan bila menghadapi situasi tersebut? Bagi sebagian pasangan, mungkin hal itu tidak menjadi masalah. Namun, biasanya banyak pasangan yang merasa berat dan sulit dalam menghadapi masa tersebut.
Menurut saya, situasi hubungan jarak jauh terasa berat bagi sebagian besar pasangan karena mereka telah terbiasa untuk dekat satu sama lain. Mereka terbiasa bertemu satu sama lain setiap minggu atau minimal sebulan sekali. Selain itu, terpisahnya jarak dalam waktu yang cukup lama akan membuat seseorang mengalami ketakutan dan kekhawatiran akan diri pasangannya, seperti takut ditinggal oleh pasangannya, kuatir akan kehidupan pasangannya, dan sebagainya. Selain itu, terkadang rindu yang dirasakan juga dapat menghilangkan konsentrasi kita karena kita tidk bisa bertemu dengan pasangan kita sekalipun kita merasa sangat rindu.
Saya pernah (lebih tepatnya sedang) mengalami hal tersebut. Saya sudah menjalin hubungan sekitar setahun lebih dan sekarang pasangan saya sedang magang di Bengkulu. Saat saya mendengar kabar ia akan pergi ke Bengkulu untuk 4 bulan (Desember 2010 – Maret 2011), saya sangat kaget karena ia baru diberitahu akan ditugaskan magang di Bengkulu seminggu sebelum keberangkatan. Awalnya saya yang paling tidak bisa menerima, sekalipun ia sudah meyakinkan saya bahwa semua akan baik-baik saja. Jujur saya sangat kecewa karena saya tidak bisa menghabiskan liburan selama sebulan dengannya. Terlebih lagi, saya tidak bisa bertemu dengannya saat saya ulang tahun karena saya berulang tahun di bulan Januari.
Lalu apa yang dapat kita lakukan saat menghadapi masa tersebut? Tentu setiap orang memiliki cara berbeda. Namun, saya akan berbagi cara saya dalam menghadapi hal tersebut.
Pertama, tidak bisa dipungkiri bahwa sosok yang paling membuat saya kuat adalah Tuhan. Semua umat beragama tahu bahwa sumber ketenangan adalah dari Tuhan. Karena itu, saya memutuskan untuk berdoa pada Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran saya. Ini adalah cara terampuh untuk menghilangkan kekuatiran yang saya rasakan.
Kedua, saling percaya dan menjaga kepercayaan. Saya dan pasangan saya memang sudah berkomitmen untuk serius dalam menjalani hubungan pacaran, sehingga pacaran kami tidak lagi main-main dan bertujuan untuk menikah kelak. Saling percaya dan menjaga kepercayaan terkadang memang menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Terkadang kita terlalu curiga kepada pasangan kita, seperti ‘jangan-jangan ia sudah punya yang lain’ atau ‘jangan-jangan ada sesuatu yang buruk terjadi padanya’. Hal itu hanya membuat kita berpikir negatif dan memperbanyak masalah. Cobalah untuk percaya kepada pasangan kita dan menjaga kepercayaan pasangan sehingga kita tidak akan terintimidasi oleh rasa takut dan kuatir yang berlebihan.
Ketiga, buatlah rencana berdua saat pasangan anda pulang nanti. Untuk mengurangi kesedihan yang dirasakan, pasangan saya mengajak saya menabung sehingga kami dapat pergi ke Dufan berdua saat ia pulang nanti. Ajakannya sangat menghibur saya karena penantian yang saya jalani terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Keempat, tetap jalin komunikasi. Sekalipun komunikasi mungkin tidak akan sesering biasanya, komunikasi akan membuat jarak terasa lebih dekat. Komunikasi dapat dilakukan dengan telepon, sms, chatting, e-mail, dan sebagainya. Namun, kita juga harus memperhatikan kepentingan pasangan kita. Jangan sampai kita terlalu egois sehingga kita menuntut pasangan untuk berkomunikasi ketika ia sedang mengerjakan hal penting.
Kelima, perbanyak kegiatan. Seseorang, terutama perempuan, biasanya akan mudah merasa rindu yang berlebihan saat pertama kali jauh dari pasangan. Saat-saat seperti itu akan membuat kita merasa down dan tidak berkonsentrasi. Untuk itu, kita perlu memiliki kesibukan-kesibukan untuk mengurangi fokus kita pada rindu yang berlebihan.
Dengan melakukan keempat hal tersebut, saya merasa lebih ringan dalam menjalani hubungan jarak jauh. Ketakutan dan kekuatiran akan pasangan pun menghilang sedikit demi sedikit. Cinta tetaplah cinta, sekalipun dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh. Seperti kata-kata favorit saya, “...and even though i know how very far apart we are, i believe we still looking at the same moon.”(unknown).
-Ring ring...Diamond's here!-
http://images.sodahead.com/polls/ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar